Child Parenting Skills

 Jawaban Permasalahan Seputar Balita dan Anak

Acara ‘Idola Cilik’ untuk Balita, Cocokkah ?

Posted on Thursday, April 2, 2009
Tayangan acara Idola cilik di RCTI menjadi fenomena baru di kalangan anak-anak. Dari seorang anak biasa saja, para idola itu kemudian datang ke Jakarta, berpakaian bagus, berdandan elok, dan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Cocokkah Idola Cilik menjadi tontonan anak-anak dan balita ?

Bukan kekhawatiran yang berlebihan kalau orangtua memberikan kebijakan tontonan bagi anak-anaknya. Banyak orangtua yang mengkhawatirkan tontonan seperti ini kurang cocok untuk pendidikan anak-anak kita, seperti yang ditulis kang Dudung di dudung.net yang merupakan artikel dari gaulislam edisi 025/tahun I (7 Rabiul Akhir 1429 H/14 April 2008). Banyak orangtua melihat indikasi dari acara ini hanya eksploitasi orang dewasa pada anak yang masih lugu untuk kepentingan industri televisi.

Bagaimana pendapat para ahli psikologi mengenai tayangan Idola Cilik ?
Dalam beritabaru.com Kak Seto memberikan tanggapannya, berikut cuplikannya :

‘Bicara jiwa anak-anak, tentu secara psikologis sangat rentan terhadap tayangan TV. Bagaimana tayangan 'Idola Cilik' yang pesertanya anak-anak. Dan seyogyianya membawa lagu anak-anak justru 'terpaksa' dewasa dengan lagu yang bukan soul-nya?

Kak Seto : Ini juga sama. Awalnya untuk meningkatkan apresiasi seni, tapi apresiasi seni tersebut akan menghilang karena tidak sesuai dengan unsur apektif dan kognitif. Terlebih karena anak-anak membawakan lagu-lagu dewasa. Lagu-lagu yang dinyayikan tidak jelas bagi anak-anak. Misalnya, lagu Ungu yang menyanyikan tema saya berselingkuh dan lagu lainnya,seperti asmara, terkadang akan menimbulkan reaksi ketawa nggak jelas bagi anak. Dalam hal ini, anak tidak akan memiliki apresiasi seni, karena bertemu dengan pengalaman yang membingungkan.

Jadi, lagu-lagu yang dibawakan tidak relevan? Apakah pengaruhnya cukup besar?

Pasti sangat berpengaruh. Berbeda ketika mereka membawakanlagu anak, misalnya, ambilkan bulan bu ( Kak Seto nyanyi), anak-anak jadi tahu bahwa bulan itu bulat dan terang. Lagu begitu, anak-anak akan tahu unsur kognitif dan apektifnya. Jadi, bisa berpadu dengan lagu tersebut. Di situlah anak akan terangsang apresiasi seninya secara positif.

Maksudnya?

Seperti yang sering dikatakan ahli Psikologi, bahwa anak, harus tetap berada dalam dunianya yang bersih. Tidak pada dunia yang guncang pada perkembangan anak itu sendiri.

Dunia anak adalah dunia bermain dan belajar. Saya sendiri kurang menyukai tayangan ini ditonton oleh anak-anak kita, semoga ke depan ada perbaikan dalan acara Idola Cilik ini, misalnya dengan menampilkan lagu-lagu anak-anak. Yah walaupun tetap saja ada unsure eksploitasi demi kepentingan keuangan orang dewasa, minimal tidak terlihat lagi anak-anak kecil menyanyikan lagu-lagu cinta yang mendayu-dayu, yang bahkan tidak ia mengerti artinya.

Do You Know?


Constructing Your Child's Healthy Sense of Self Esteem


Your child's self esteem is their mental foundation. A self-assured child is confident, secure, happy, well-adjusted and successful. They can solve problems that come their way, and it thrives under a loving parent's nurturing care.
What are some good ways to built self esteem in your child?

Most importantly, accept your child for who they are, and help them do the same. Teach your child that nobody is perfect, and that everyone makes mistakes. Show them how to learn and grow from their mistakes, and let them know that you also make mistakes. Children with high self esteem are able to take lessons from mistakes and apply them down the road. A child with low self esteem become frustrated and resort to self-depreciating behavior, such as calling themselves 'stupid' and vowing to 'never try that again.

Help your child discover their abilities and talents, and encourage outlets for them to build on and improve them. Praise a child not only for improvements in abilities and skills, but also for the traits they naturally possess.
Encourage your child to make positive choices. Open an honest dialog with your child and discuss the possibilities with them. Children who learn skills for making positive choices when they are younger are well-prepared for the tougher choices they have to make when they are older.

Ensure that you spend lots of quality time with your child, at least once a week. Whether you are shooting baskets or going out to grab a hamburger, take time to talk and keep in touch. If you find it difficult to squeeze in quality time during a hectic week, take the time to talk about things during the drive to school or while they are helping you put the groceries away.
Tayangan acara Idola cilik di RCTI menjadi fenomena baru di kalangan anak-anak. Dari seorang anak biasa saja, para idola itu kemudian datang ke Jakarta, berpakaian bagus, berdandan elok, dan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Cocokkah Idola Cilik menjadi tontonan anak-anak dan balita ?

Labels: , , , ,

Acara ‘Idola Cilik’ untuk Balita, Cocokkah ?

Tayangan acara Idola cilik di RCTI menjadi fenomena baru di kalangan anak-anak. Dari seorang anak biasa saja, para idola itu kemudian datang ke Jakarta, berpakaian bagus, berdandan elok, dan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Cocokkah Idola Cilik menjadi tontonan anak-anak dan balita ?

Bukan kekhawatiran yang berlebihan kalau orangtua memberikan kebijakan tontonan bagi anak-anaknya. Banyak orangtua yang mengkhawatirkan tontonan seperti ini kurang cocok untuk pendidikan anak-anak kita, seperti yang ditulis kang Dudung di dudung.net yang merupakan artikel dari gaulislam edisi 025/tahun I (7 Rabiul Akhir 1429 H/14 April 2008). Banyak orangtua melihat indikasi dari acara ini hanya eksploitasi orang dewasa pada anak yang masih lugu untuk kepentingan industri televisi.

Bagaimana pendapat para ahli psikologi mengenai tayangan Idola Cilik ?
Dalam beritabaru.com Kak Seto memberikan tanggapannya, berikut cuplikannya :

‘Bicara jiwa anak-anak, tentu secara psikologis sangat rentan terhadap tayangan TV. Bagaimana tayangan 'Idola Cilik' yang pesertanya anak-anak. Dan seyogyianya membawa lagu anak-anak justru 'terpaksa' dewasa dengan lagu yang bukan soul-nya?

Kak Seto : Ini juga sama. Awalnya untuk meningkatkan apresiasi seni, tapi apresiasi seni tersebut akan menghilang karena tidak sesuai dengan unsur apektif dan kognitif. Terlebih karena anak-anak membawakan lagu-lagu dewasa. Lagu-lagu yang dinyayikan tidak jelas bagi anak-anak. Misalnya, lagu Ungu yang menyanyikan tema saya berselingkuh dan lagu lainnya,seperti asmara, terkadang akan menimbulkan reaksi ketawa nggak jelas bagi anak. Dalam hal ini, anak tidak akan memiliki apresiasi seni, karena bertemu dengan pengalaman yang membingungkan.

Jadi, lagu-lagu yang dibawakan tidak relevan? Apakah pengaruhnya cukup besar?

Pasti sangat berpengaruh. Berbeda ketika mereka membawakanlagu anak, misalnya, ambilkan bulan bu ( Kak Seto nyanyi), anak-anak jadi tahu bahwa bulan itu bulat dan terang. Lagu begitu, anak-anak akan tahu unsur kognitif dan apektifnya. Jadi, bisa berpadu dengan lagu tersebut. Di situlah anak akan terangsang apresiasi seninya secara positif.

Maksudnya?

Seperti yang sering dikatakan ahli Psikologi, bahwa anak, harus tetap berada dalam dunianya yang bersih. Tidak pada dunia yang guncang pada perkembangan anak itu sendiri.

Dunia anak adalah dunia bermain dan belajar. Saya sendiri kurang menyukai tayangan ini ditonton oleh anak-anak kita, semoga ke depan ada perbaikan dalan acara Idola Cilik ini, misalnya dengan menampilkan lagu-lagu anak-anak. Yah walaupun tetap saja ada unsure eksploitasi demi kepentingan keuangan orang dewasa, minimal tidak terlihat lagi anak-anak kecil menyanyikan lagu-lagu cinta yang mendayu-dayu, yang bahkan tidak ia mengerti artinya.

Do You Know?


Constructing Your Child's Healthy Sense of Self Esteem


Your child's self esteem is their mental foundation. A self-assured child is confident, secure, happy, well-adjusted and successful. They can solve problems that come their way, and it thrives under a loving parent's nurturing care.
What are some good ways to built self esteem in your child?

Most importantly, accept your child for who they are, and help them do the same. Teach your child that nobody is perfect, and that everyone makes mistakes. Show them how to learn and grow from their mistakes, and let them know that you also make mistakes. Children with high self esteem are able to take lessons from mistakes and apply them down the road. A child with low self esteem become frustrated and resort to self-depreciating behavior, such as calling themselves 'stupid' and vowing to 'never try that again.

Help your child discover their abilities and talents, and encourage outlets for them to build on and improve them. Praise a child not only for improvements in abilities and skills, but also for the traits they naturally possess.
Encourage your child to make positive choices. Open an honest dialog with your child and discuss the possibilities with them. Children who learn skills for making positive choices when they are younger are well-prepared for the tougher choices they have to make when they are older.

Ensure that you spend lots of quality time with your child, at least once a week. Whether you are shooting baskets or going out to grab a hamburger, take time to talk and keep in touch. If you find it difficult to squeeze in quality time during a hectic week, take the time to talk about things during the drive to school or while they are helping you put the groceries away.
Tayangan acara Idola cilik di RCTI menjadi fenomena baru di kalangan anak-anak. Dari seorang anak biasa saja, para idola itu kemudian datang ke Jakarta, berpakaian bagus, berdandan elok, dan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Cocokkah Idola Cilik menjadi tontonan anak-anak dan balita ?

Labels: , , , ,

Posted on Thursday, April 2, 2009 |
0 Comments:

Post a Comment