Child Parenting Skills

 Jawaban Permasalahan Seputar Balita dan Anak

Usia Berapa Anak Masuk SD ?

Posted on Thursday, June 25, 2009
Pertanyaan ini pasti sering menghinggapi orangtua yang memiliki balita. Pada usia berapa sebenarnya anak bisa masuk SD ? Yang diharapkan anak sudah mantap secara fisik dan psikologis sehingga cukup cepat menangkap pelajaran.

Bolehkah Anak masuk SD pada usia di bawah 6 tahun ?

Sebenarnya bisa saja anak yang belum berusia 6 tahun bersekolah di sekolah dasar. Sebab yang lebih penting sebenarnya kesiapan umur mental si anak, yakni kemampuan mental dan intelektual, bukan umur kalendernya. "Contoh, anak umur 4 tahun tapi umur mentalnya 6 tahun, berarti mereka sudah siap masuk SD," papar Prof Dr. S.C . Utami Munandar, guru besar psikologi anak Universitas Indonesia. Cuma, untuk mengetahui apakah umur mental anak siap, orangtua mesti mengeceknya dengan melakukan tes umur mental ke psikolog. Dari sini, nanti bisa diketahui IQ anak, dengan rumus: (umur mental/umur kalender) x 100 = IQ. Bila skor IQ anak di atas 130, jauh di atas anak normal (skor IQ 85-115), bisa saja ia dipandang gifted dan dipertimbangkan masuk SD lebih awal, setelah mempertimbangkan aspek-aspek lainnya.

Tapi ada resiko lain yang mungkin dialami anak jika masuk sekolah terlalu kecil. Misalnya karena anak masih kecil tidak sanggup menghadapi tekanan pelajaran dan guru yang menyebabkan anak stress dan malas sekolah. Bisa juga minder dalam pergaulan karena dianggap masih anak kecil.

Apa keuntungan anak masuk SD usia 7 tahun ?


Banyak rumor kalau pemerintah akan memberlakukan peraturan masuk SD minimal berusia 7 tahun. Berikut ini ada kutipan dari http://pusat.jakarta.go.id :

Pada dasarnya calon murid SDN harus berusia tujuh tahun. Tetapi bila pendaftar yang berusia tujuh tahun semua sudah bisa tertampung maka urutan berikutnya adalah mereka yang berumur enam tahun.

"Dan bila usia tujuh tahun dan enam tahun sudah tertampung masih juga ada bangku kosong maka bisa menerima calon murid berumur di bawah enam tahun, tetapi harus dilampirkan surat keterangan dari psikolog pendidikan," kata Sylviana Murni, Kepala Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) DKI, kemarin.

Surat keterangan dari psikolog pendidikan harus menyatakan bahwa calon murid secara mental sudah siap belajar di SD. "Memang kadang ada usia di bawah lima tahun sudah bisa membaca, tapi kalau ternyata rekomendasi dari psikolog pendidikan belum siap sekolah di SD, ya jangan dipaksakan," sambungnya.

Baca dan Tulis

Pada dasarnya pihak Dikdas tidak pernah mensyaratkan calon murid SDN harus bisa membaca dan menulis. Alasannya, karena saat belajar di TK belum sampai diajarkan seputar membaca dan menulis.

"Sekolah TK itu masih sebatas pengenalan huruf dan angka dan belum sampai diajarkan membaca," tegas Sylviana. "Yang jelas bila mau masuk SDN harus berusia tujuh tahun, dan bila masih ada bangku kosong baru mereka yang berusia enam tahun."


Secara psikologis, anak 7 tahun memang lebih siap, apalagi untuk anak laki-laki. Seorang psikolog Australia bernama Steve biddulph dalam bukunya yang berjudul Raising Boys mengungkapkan kalau menurut hasil penelitian anak laki-laki usia 6-7 tahun masih ingin menggerakan motorik kasarnya saja, sedangkan motorik halusnya ketinggalan jauh dari anak wanita.

Kesimpulannya, orang tidak tidak perlu terburu-buru memasukan anaknya ke SD, tunggu sampai kesiapan fisik dan mentalnya memadai. Kalau perlu banyak mencari informasi dari media atau psikolog mengenai kesiapan seorang anak.

Do You Know?


Constructing Your Child's Healthy Sense of Self Esteem


Your child's self esteem is their mental foundation. A self-assured child is confident, secure, happy, well-adjusted and successful. They can solve problems that come their way, and it thrives under a loving parent's nurturing care.
What are some good ways to built self esteem in your child?

Most importantly, accept your child for who they are, and help them do the same. Teach your child that nobody is perfect, and that everyone makes mistakes. Show them how to learn and grow from their mistakes, and let them know that you also make mistakes. Children with high self esteem are able to take lessons from mistakes and apply them down the road. A child with low self esteem become frustrated and resort to self-depreciating behavior, such as calling themselves 'stupid' and vowing to 'never try that again.

Help your child discover their abilities and talents, and encourage outlets for them to build on and improve them. Praise a child not only for improvements in abilities and skills, but also for the traits they naturally possess.
Encourage your child to make positive choices. Open an honest dialog with your child and discuss the possibilities with them. Children who learn skills for making positive choices when they are younger are well-prepared for the tougher choices they have to make when they are older.

Ensure that you spend lots of quality time with your child, at least once a week. Whether you are shooting baskets or going out to grab a hamburger, take time to talk and keep in touch. If you find it difficult to squeeze in quality time during a hectic week, take the time to talk about things during the drive to school or while they are helping you put the groceries away.
Pertanyaan ini pasti sering menghinggapi orangtua yang memiliki balita. Pada usia berapa sebenarnya anak bisa masuk SD ? Yang diharapkan anak sudah mantap secara fisik dan psikologis sehingga cukup cepat menangkap pelajaran.

Bolehkah Anak masuk SD pada usia di bawah 6 tahun ?


Sebenarnya bisa saja anak yang belum berusia 6 tahun bersekolah di sekolah dasar.

Labels: ,

Usia Berapa Anak Masuk SD ?

Pertanyaan ini pasti sering menghinggapi orangtua yang memiliki balita. Pada usia berapa sebenarnya anak bisa masuk SD ? Yang diharapkan anak sudah mantap secara fisik dan psikologis sehingga cukup cepat menangkap pelajaran.

Bolehkah Anak masuk SD pada usia di bawah 6 tahun ?

Sebenarnya bisa saja anak yang belum berusia 6 tahun bersekolah di sekolah dasar. Sebab yang lebih penting sebenarnya kesiapan umur mental si anak, yakni kemampuan mental dan intelektual, bukan umur kalendernya. "Contoh, anak umur 4 tahun tapi umur mentalnya 6 tahun, berarti mereka sudah siap masuk SD," papar Prof Dr. S.C . Utami Munandar, guru besar psikologi anak Universitas Indonesia. Cuma, untuk mengetahui apakah umur mental anak siap, orangtua mesti mengeceknya dengan melakukan tes umur mental ke psikolog. Dari sini, nanti bisa diketahui IQ anak, dengan rumus: (umur mental/umur kalender) x 100 = IQ. Bila skor IQ anak di atas 130, jauh di atas anak normal (skor IQ 85-115), bisa saja ia dipandang gifted dan dipertimbangkan masuk SD lebih awal, setelah mempertimbangkan aspek-aspek lainnya.

Tapi ada resiko lain yang mungkin dialami anak jika masuk sekolah terlalu kecil. Misalnya karena anak masih kecil tidak sanggup menghadapi tekanan pelajaran dan guru yang menyebabkan anak stress dan malas sekolah. Bisa juga minder dalam pergaulan karena dianggap masih anak kecil.

Apa keuntungan anak masuk SD usia 7 tahun ?


Banyak rumor kalau pemerintah akan memberlakukan peraturan masuk SD minimal berusia 7 tahun. Berikut ini ada kutipan dari http://pusat.jakarta.go.id :

Pada dasarnya calon murid SDN harus berusia tujuh tahun. Tetapi bila pendaftar yang berusia tujuh tahun semua sudah bisa tertampung maka urutan berikutnya adalah mereka yang berumur enam tahun.

"Dan bila usia tujuh tahun dan enam tahun sudah tertampung masih juga ada bangku kosong maka bisa menerima calon murid berumur di bawah enam tahun, tetapi harus dilampirkan surat keterangan dari psikolog pendidikan," kata Sylviana Murni, Kepala Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) DKI, kemarin.

Surat keterangan dari psikolog pendidikan harus menyatakan bahwa calon murid secara mental sudah siap belajar di SD. "Memang kadang ada usia di bawah lima tahun sudah bisa membaca, tapi kalau ternyata rekomendasi dari psikolog pendidikan belum siap sekolah di SD, ya jangan dipaksakan," sambungnya.

Baca dan Tulis

Pada dasarnya pihak Dikdas tidak pernah mensyaratkan calon murid SDN harus bisa membaca dan menulis. Alasannya, karena saat belajar di TK belum sampai diajarkan seputar membaca dan menulis.

"Sekolah TK itu masih sebatas pengenalan huruf dan angka dan belum sampai diajarkan membaca," tegas Sylviana. "Yang jelas bila mau masuk SDN harus berusia tujuh tahun, dan bila masih ada bangku kosong baru mereka yang berusia enam tahun."


Secara psikologis, anak 7 tahun memang lebih siap, apalagi untuk anak laki-laki. Seorang psikolog Australia bernama Steve biddulph dalam bukunya yang berjudul Raising Boys mengungkapkan kalau menurut hasil penelitian anak laki-laki usia 6-7 tahun masih ingin menggerakan motorik kasarnya saja, sedangkan motorik halusnya ketinggalan jauh dari anak wanita.

Kesimpulannya, orang tidak tidak perlu terburu-buru memasukan anaknya ke SD, tunggu sampai kesiapan fisik dan mentalnya memadai. Kalau perlu banyak mencari informasi dari media atau psikolog mengenai kesiapan seorang anak.

Do You Know?


Constructing Your Child's Healthy Sense of Self Esteem


Your child's self esteem is their mental foundation. A self-assured child is confident, secure, happy, well-adjusted and successful. They can solve problems that come their way, and it thrives under a loving parent's nurturing care.
What are some good ways to built self esteem in your child?

Most importantly, accept your child for who they are, and help them do the same. Teach your child that nobody is perfect, and that everyone makes mistakes. Show them how to learn and grow from their mistakes, and let them know that you also make mistakes. Children with high self esteem are able to take lessons from mistakes and apply them down the road. A child with low self esteem become frustrated and resort to self-depreciating behavior, such as calling themselves 'stupid' and vowing to 'never try that again.

Help your child discover their abilities and talents, and encourage outlets for them to build on and improve them. Praise a child not only for improvements in abilities and skills, but also for the traits they naturally possess.
Encourage your child to make positive choices. Open an honest dialog with your child and discuss the possibilities with them. Children who learn skills for making positive choices when they are younger are well-prepared for the tougher choices they have to make when they are older.

Ensure that you spend lots of quality time with your child, at least once a week. Whether you are shooting baskets or going out to grab a hamburger, take time to talk and keep in touch. If you find it difficult to squeeze in quality time during a hectic week, take the time to talk about things during the drive to school or while they are helping you put the groceries away.
Pertanyaan ini pasti sering menghinggapi orangtua yang memiliki balita. Pada usia berapa sebenarnya anak bisa masuk SD ? Yang diharapkan anak sudah mantap secara fisik dan psikologis sehingga cukup cepat menangkap pelajaran.

Bolehkah Anak masuk SD pada usia di bawah 6 tahun ?


Sebenarnya bisa saja anak yang belum berusia 6 tahun bersekolah di sekolah dasar.

Labels: ,

Posted on Thursday, June 25, 2009 |
0 Comments:

Post a Comment