Child Parenting Skills

 Jawaban Permasalahan Seputar Balita dan Anak

Apa Dampak Televisi bagi Balita ?

Posted on Wednesday, April 16, 2008
Dampak televisi pada BalitaOrangtua sibuk, anak bersama pengasuh, ditemani oleh tontonan dari televisi atau DVD. Fenomena seperti ini sangat lazim terjadi di perkotaan. Saya termasuk yang mengalami. Walaupun saya sekarang full mother, tapi kesibukan di rumah kadang membuat saya menitipkan anak pada televisi. Walaupun sebisa mungkin acara yang boleh ditonton saya filter dulu. Tapi bagaimana sih sebenarnya dampak televisi, DVD atau computer bagi seorang balita ? Saya mengutip beberapa pendapat para ahli dari beberapa artikel.[...]Dampak Televisi pada BalitaOrangtua sibuk, anak bersama pengasuh, ditemani oleh tontonan dari televisi atau DVD. Fenomena seperti ini sangat lazim terjadi di perkotaan. Saya termasuk yang mengalami. Walaupun saya sekarang full mother, tapi kesibukan di rumah kadang membuat saya menitipkan anak pada televisi. Walaupun sebisa mungkin acara yang boleh ditonton saya filter dulu. Tapi bagaimana sih sebenarnya dampak televisi, DVD atau computer bagi seorang balita ? Saya mengutip beberapa pendapat para ahli dari beberapa artikel.
Menurut Dr. Endang Darmoutomo, MS, SpGK.
Dalam seminar yang diselenggarakan 'Dancow Parenting Center' beberapa waktu lalu mengungkapkan kecenderungan menonton tv terlalu lama akan meningkatkan angka obesitas pada anak-anak. Satu jam nonton tv misalnya, akan meningkatkan obesitas sebesar 2%. Pasalnya selama menonton TV, lanjut Dr. Endang, anak lebih banyak ngemil dan tak melakukan aktivitas olah tubuh.

Hal yang sama berlaku bagi anak yang lebih suka bermain games atau komputer dibanding anak yang bermain-main di luar bersama teman-teman. "Saat nonton tv atau main game, terjadi ketidakseimbangan energi yang masuk dan yang digunakan," ujar Dr. Endang. Saat anak nonton tv, kalori yang dibakar hanya 36 kkal/jam, padahal apa yang dia konsumsi jauh melebihi kalori yang digunakan. "Anak perlu aktif untuk bertumbuh," tandas Dr. Endang.

Obesitas tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan karena mengundang berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes, gangguan sendi, penyakit jantung koroner hingga stroke saat anak dewasa, namun juga dapat mengganggu psikologis anak. Ingat, obesitas akan terbawa saat anak dewasa jika tak ditangani secara baik. Mungkin ia akan merasa malu, rendah diri, bahkan merasa tak berharga karena memiliki tubuh 'berbeda' dibanding teman-teman di lingkungannya.

Menurut Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA (K)
Mengutip hasil penelitian Hancox RJ. Association of Television Viewing During Childhood with Poor Educational Achievement.

Arch Pediatr Adolesc Med 2005, bahwa menonton tv saat masa anak dan remaja berdampak jangka panjang terhadap kegagalan akademis umur 26 tahun.

Sedangkan penelitian lain mengenai pengaruh tv terhadap IQ anak mendapati hasil bahwa anak di bawah 3 tahun yang rajin menonton televisi setiap jamnya ternyata hasil uji membaca turun, uji membaca komprehensif turun, juga memori. Yang positif hanyalah kemampuan mengenal dengan membaca naik. Dari situ disimpulkan bahwa menonton tv pada anak di bawah 3 tahun hanya membawa lebih banyak dampak buruk dibanding efek baiknya.
Anak yang sering menonton tv juga mengalami masalah pada pola tidurnya, seperti terlambat tidur, kurang tidur bahkan tak bisa tidur, cemas tanpa sebab, terbangun malam dan mengantuk pada siang hari.

Dr Hardiono menjelaskan, otak berfungsi merencanakan, mengorganisasi dan mengurutkan perilaku untuk kontrol diri sendiri, konsentrasi atau atensi dan menentukan baik atau tidak. "Pusat di otak yang mengatur hal ini adalah korteks prefrontal yang berkembang selama masa anak dan remaja," papar Dr. Hardiono. Televisi dan game video yang mindless (tak membutuhkan otak untuk berpikir) akan menghambat perkembangan bagian otak ini.

Lebih lanjut Dr. Hardiono memaparkan, hanya dari menonton televisi saja otak kehilangan kesempatan mendapat stimulasi dari kesempatan berpartisipasi aktif dalam hubungan sosial dengan orang lain, bermain kreatif dan memecahkan masalah. Selain itu tv bersifat satu arah, sehingga anak kehilangan kesempatan mengekplorasi dunia tiga dimensi serta kehilangan peluang tahapan perkembangan yang baik.

Sumber : www.hanyawanita.com
Dan yang berikut ini saya ambil dari harian Kompas...
LONDON, SENIN - Sudah menjadi fenomena umum bahwa kini banyak orang tua yang membiarkan anak-anak mereka - bahkan sejak usia pra sekolah - asyik menghabiskan waktu dengan menonton televisi atau bermain komputer. Bagi orang tua, selama anak-anak merasa senang, kebiasaan ini tidak pernah di anggap sebagai ancaman.

Padahal membiasakan anak-anak menonton televisi atau bermain komputer, ternyata memiliki dampak negatif khususnya bagi perkembangan otak dan kejiwaan anak.

Peringatan akan ancaman serta dampak buruk televisi dan media elektronik lainnya terhadap perkembangan anak diungkapkan oleh seorang ahli dari Inggris belum lama ini. Salah satu pesan pentingnya adalah anak-anak pra sekolah seharusnya tidak dibiarkan menonton televisi atau bermain dengan komputer, supaya otaknya berkembang dengan sempurna.

Seorang ahli perkembangan anak, Dr Aric Sigman, mengatakan bahwa telah banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kebiasaan duduk di depan layar komputer atau televisi berjam-jam dapat menimbulkan pengaruh buruk pada anak-anak khususnya untuk jangka panjang.

Seperti diberitakan Sky, Senin (18/2), ia telah mendesak untuk diberlakukannya semacam "buffer zone" yang membatasi anak-anak pra-sekolah untuk mengakses seluruh jenis media elektronik.

Sumber : KOMPAS Senin, 18 Februari 2008



Do You Know?


Constructing Your Child's Healthy Sense of Self Esteem


Your child's self esteem is their mental foundation. A self-assured child is confident, secure, happy, well-adjusted and successful. They can solve problems that come their way, and it thrives under a loving parent's nurturing care.
What are some good ways to built self esteem in your child?

Most importantly, accept your child for who they are, and help them do the same. Teach your child that nobody is perfect, and that everyone makes mistakes. Show them how to learn and grow from their mistakes, and let them know that you also make mistakes. Children with high self esteem are able to take lessons from mistakes and apply them down the road. A child with low self esteem become frustrated and resort to self-depreciating behavior, such as calling themselves 'stupid' and vowing to 'never try that again.

Help your child discover their abilities and talents, and encourage outlets for them to build on and improve them. Praise a child not only for improvements in abilities and skills, but also for the traits they naturally possess.
Encourage your child to make positive choices. Open an honest dialog with your child and discuss the possibilities with them. Children who learn skills for making positive choices when they are younger are well-prepared for the tougher choices they have to make when they are older.

Ensure that you spend lots of quality time with your child, at least once a week. Whether you are shooting baskets or going out to grab a hamburger, take time to talk and keep in touch. If you find it difficult to squeeze in quality time during a hectic week, take the time to talk about things during the drive to school or while they are helping you put the groceries away.

Labels:

Apa Dampak Televisi bagi Balita ?

Dampak televisi pada BalitaOrangtua sibuk, anak bersama pengasuh, ditemani oleh tontonan dari televisi atau DVD. Fenomena seperti ini sangat lazim terjadi di perkotaan. Saya termasuk yang mengalami. Walaupun saya sekarang full mother, tapi kesibukan di rumah kadang membuat saya menitipkan anak pada televisi. Walaupun sebisa mungkin acara yang boleh ditonton saya filter dulu. Tapi bagaimana sih sebenarnya dampak televisi, DVD atau computer bagi seorang balita ? Saya mengutip beberapa pendapat para ahli dari beberapa artikel.[...]Dampak Televisi pada BalitaOrangtua sibuk, anak bersama pengasuh, ditemani oleh tontonan dari televisi atau DVD. Fenomena seperti ini sangat lazim terjadi di perkotaan. Saya termasuk yang mengalami. Walaupun saya sekarang full mother, tapi kesibukan di rumah kadang membuat saya menitipkan anak pada televisi. Walaupun sebisa mungkin acara yang boleh ditonton saya filter dulu. Tapi bagaimana sih sebenarnya dampak televisi, DVD atau computer bagi seorang balita ? Saya mengutip beberapa pendapat para ahli dari beberapa artikel.
Menurut Dr. Endang Darmoutomo, MS, SpGK.
Dalam seminar yang diselenggarakan 'Dancow Parenting Center' beberapa waktu lalu mengungkapkan kecenderungan menonton tv terlalu lama akan meningkatkan angka obesitas pada anak-anak. Satu jam nonton tv misalnya, akan meningkatkan obesitas sebesar 2%. Pasalnya selama menonton TV, lanjut Dr. Endang, anak lebih banyak ngemil dan tak melakukan aktivitas olah tubuh.

Hal yang sama berlaku bagi anak yang lebih suka bermain games atau komputer dibanding anak yang bermain-main di luar bersama teman-teman. "Saat nonton tv atau main game, terjadi ketidakseimbangan energi yang masuk dan yang digunakan," ujar Dr. Endang. Saat anak nonton tv, kalori yang dibakar hanya 36 kkal/jam, padahal apa yang dia konsumsi jauh melebihi kalori yang digunakan. "Anak perlu aktif untuk bertumbuh," tandas Dr. Endang.

Obesitas tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan karena mengundang berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes, gangguan sendi, penyakit jantung koroner hingga stroke saat anak dewasa, namun juga dapat mengganggu psikologis anak. Ingat, obesitas akan terbawa saat anak dewasa jika tak ditangani secara baik. Mungkin ia akan merasa malu, rendah diri, bahkan merasa tak berharga karena memiliki tubuh 'berbeda' dibanding teman-teman di lingkungannya.

Menurut Dr. Hardiono D. Pusponegoro, SpA (K)
Mengutip hasil penelitian Hancox RJ. Association of Television Viewing During Childhood with Poor Educational Achievement.

Arch Pediatr Adolesc Med 2005, bahwa menonton tv saat masa anak dan remaja berdampak jangka panjang terhadap kegagalan akademis umur 26 tahun.

Sedangkan penelitian lain mengenai pengaruh tv terhadap IQ anak mendapati hasil bahwa anak di bawah 3 tahun yang rajin menonton televisi setiap jamnya ternyata hasil uji membaca turun, uji membaca komprehensif turun, juga memori. Yang positif hanyalah kemampuan mengenal dengan membaca naik. Dari situ disimpulkan bahwa menonton tv pada anak di bawah 3 tahun hanya membawa lebih banyak dampak buruk dibanding efek baiknya.
Anak yang sering menonton tv juga mengalami masalah pada pola tidurnya, seperti terlambat tidur, kurang tidur bahkan tak bisa tidur, cemas tanpa sebab, terbangun malam dan mengantuk pada siang hari.

Dr Hardiono menjelaskan, otak berfungsi merencanakan, mengorganisasi dan mengurutkan perilaku untuk kontrol diri sendiri, konsentrasi atau atensi dan menentukan baik atau tidak. "Pusat di otak yang mengatur hal ini adalah korteks prefrontal yang berkembang selama masa anak dan remaja," papar Dr. Hardiono. Televisi dan game video yang mindless (tak membutuhkan otak untuk berpikir) akan menghambat perkembangan bagian otak ini.

Lebih lanjut Dr. Hardiono memaparkan, hanya dari menonton televisi saja otak kehilangan kesempatan mendapat stimulasi dari kesempatan berpartisipasi aktif dalam hubungan sosial dengan orang lain, bermain kreatif dan memecahkan masalah. Selain itu tv bersifat satu arah, sehingga anak kehilangan kesempatan mengekplorasi dunia tiga dimensi serta kehilangan peluang tahapan perkembangan yang baik.

Sumber : www.hanyawanita.com
Dan yang berikut ini saya ambil dari harian Kompas...
LONDON, SENIN - Sudah menjadi fenomena umum bahwa kini banyak orang tua yang membiarkan anak-anak mereka - bahkan sejak usia pra sekolah - asyik menghabiskan waktu dengan menonton televisi atau bermain komputer. Bagi orang tua, selama anak-anak merasa senang, kebiasaan ini tidak pernah di anggap sebagai ancaman.

Padahal membiasakan anak-anak menonton televisi atau bermain komputer, ternyata memiliki dampak negatif khususnya bagi perkembangan otak dan kejiwaan anak.

Peringatan akan ancaman serta dampak buruk televisi dan media elektronik lainnya terhadap perkembangan anak diungkapkan oleh seorang ahli dari Inggris belum lama ini. Salah satu pesan pentingnya adalah anak-anak pra sekolah seharusnya tidak dibiarkan menonton televisi atau bermain dengan komputer, supaya otaknya berkembang dengan sempurna.

Seorang ahli perkembangan anak, Dr Aric Sigman, mengatakan bahwa telah banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kebiasaan duduk di depan layar komputer atau televisi berjam-jam dapat menimbulkan pengaruh buruk pada anak-anak khususnya untuk jangka panjang.

Seperti diberitakan Sky, Senin (18/2), ia telah mendesak untuk diberlakukannya semacam "buffer zone" yang membatasi anak-anak pra-sekolah untuk mengakses seluruh jenis media elektronik.

Sumber : KOMPAS Senin, 18 Februari 2008



Do You Know?


Constructing Your Child's Healthy Sense of Self Esteem


Your child's self esteem is their mental foundation. A self-assured child is confident, secure, happy, well-adjusted and successful. They can solve problems that come their way, and it thrives under a loving parent's nurturing care.
What are some good ways to built self esteem in your child?

Most importantly, accept your child for who they are, and help them do the same. Teach your child that nobody is perfect, and that everyone makes mistakes. Show them how to learn and grow from their mistakes, and let them know that you also make mistakes. Children with high self esteem are able to take lessons from mistakes and apply them down the road. A child with low self esteem become frustrated and resort to self-depreciating behavior, such as calling themselves 'stupid' and vowing to 'never try that again.

Help your child discover their abilities and talents, and encourage outlets for them to build on and improve them. Praise a child not only for improvements in abilities and skills, but also for the traits they naturally possess.
Encourage your child to make positive choices. Open an honest dialog with your child and discuss the possibilities with them. Children who learn skills for making positive choices when they are younger are well-prepared for the tougher choices they have to make when they are older.

Ensure that you spend lots of quality time with your child, at least once a week. Whether you are shooting baskets or going out to grab a hamburger, take time to talk and keep in touch. If you find it difficult to squeeze in quality time during a hectic week, take the time to talk about things during the drive to school or while they are helping you put the groceries away.

Labels:

Posted on Wednesday, April 16, 2008 |
0 Comments:

Post a Comment