Child Parenting Skills

 Jawaban Permasalahan Seputar Balita dan Anak

Bagaimana Mengenali Balita Autis ?

Posted on Monday, March 30, 2009
Penyakit autis merupakan penyakit yang menakutkan bagi orangtua. Walaupun tidak diketahui penyebabnya tapi yang paling penting adalah bagaimana mengenali dan mendeteksi penyakit autis ini sejak dini.

Autis sebenarnya bisa dideteksi sejak bayi berusia 6 sampai 7 bulan ketika dia mulai bisa merespon orang-orang di sekitarnya. Biasanya bayi autis tidak mau kontak mata dengan orang lain bahkan ibunya sendiri, diam terus, menangis terus, atau tidak merespon ketika dipanggil. Semua gejala itu masih perlu observasi lebih lanjut karena tidak semua bayi yang memiliki cirri-ciri diatas terkena autis.

DEFINISI AUTIS
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang biasanya muncul pada
usia 1-3 tahun.

Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada tahun pertama dan selalu sebelum anak berusia
3 tahun.
Autisme 2-4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

PENYEBAB AUTIS
Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan
oleh pola asuh yang salah.
Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak,
termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan
kekebalan.

Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan:
- Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease)
- Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan)
- Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom).

GEJALA AUTIS
Penderita autisme klasik memiliki 3 gejala:

gangguan interaksi sosial
hambatan dalam komunikasi verbal dan non-verbal
kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas.

Sifat-sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autis:
• Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
• Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya
• Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
• Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri
• Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi
• yang terbuka
• Jarang memainkan permainan khayalan
• Memutar benda
• Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya
• dengan baik
• Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
• Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal
• Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan
• Tidak takut akan bahaya
• Terpaku pada permainan yang ganjil
• Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
• Tidak mau dipeluk
• Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
• Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang
• meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
• Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas
• Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau
• mengepak-ngepakkan lengannya)
• Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara
• yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika
• seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya.
• Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama
• menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya).
• Pada beberapa kasus mungkin ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri.
• Kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil (tidak ingin menendang bola tetapi dapat
• menyusun balok).

Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak
autis biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan
tidak sesuai dengan usianya.

DIAGNOSA
Autisme tidak dapat langsung diketahui pada saat anak lahir atau pada skrining
prenatal (tes penyaringan yang dilakukan ketika anak masih berada dalam
kandungan).
Tidak ada tes medis untuk mendiagnosis autisme.
Suatu diagnosis yang akurat harus berdasarkan kepada hasil pengamatan terhadap
kemampuan berkomunikasi, perilaku dan tingkat perkembangan anak.

Karakteristik dari kelainan ini beragam, maka sebaiknya anak dievaluasi oleh suatu tim
multidisipliner yang terdiri dari ahli saraf, psikolog anak-anak,
ahli perkembangan anak-anak, terapis bahasa dan ahli lainnya yang berpengalaman di
bidang autisme.
Pengamatan singkat dalam satu kali pertemuan tidak dapat menampilkan gambaran
kemampuan dan perilaku anak. Masukan dari orang tua dan riwayat perkembangan
anak merupakan komponen yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis yang akurat.





Do You Know?


Constructing Your Child's Healthy Sense of Self Esteem


Your child's self esteem is their mental foundation. A self-assured child is confident, secure, happy, well-adjusted and successful. They can solve problems that come their way, and it thrives under a loving parent's nurturing care.
What are some good ways to built self esteem in your child?

Most importantly, accept your child for who they are, and help them do the same. Teach your child that nobody is perfect, and that everyone makes mistakes. Show them how to learn and grow from their mistakes, and let them know that you also make mistakes. Children with high self esteem are able to take lessons from mistakes and apply them down the road. A child with low self esteem become frustrated and resort to self-depreciating behavior, such as calling themselves 'stupid' and vowing to 'never try that again.

Help your child discover their abilities and talents, and encourage outlets for them to build on and improve them. Praise a child not only for improvements in abilities and skills, but also for the traits they naturally possess.
Encourage your child to make positive choices. Open an honest dialog with your child and discuss the possibilities with them. Children who learn skills for making positive choices when they are younger are well-prepared for the tougher choices they have to make when they are older.

Ensure that you spend lots of quality time with your child, at least once a week. Whether you are shooting baskets or going out to grab a hamburger, take time to talk and keep in touch. If you find it difficult to squeeze in quality time during a hectic week, take the time to talk about things during the drive to school or while they are helping you put the groceries away.
Penyakit autis merupakan penyakit yang menakutkan bagi orangtua. Walaupun tidak diketahui penyebabnya tapi yang paling penting adalah bagaimana mengenali dan mendeteksi penyakit autis ini sejak dini.

Labels: , , , , , , , , , ,

Bagaimana Mengenali Balita Autis ?

Penyakit autis merupakan penyakit yang menakutkan bagi orangtua. Walaupun tidak diketahui penyebabnya tapi yang paling penting adalah bagaimana mengenali dan mendeteksi penyakit autis ini sejak dini.

Autis sebenarnya bisa dideteksi sejak bayi berusia 6 sampai 7 bulan ketika dia mulai bisa merespon orang-orang di sekitarnya. Biasanya bayi autis tidak mau kontak mata dengan orang lain bahkan ibunya sendiri, diam terus, menangis terus, atau tidak merespon ketika dipanggil. Semua gejala itu masih perlu observasi lebih lanjut karena tidak semua bayi yang memiliki cirri-ciri diatas terkena autis.

DEFINISI AUTIS
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks, yang biasanya muncul pada
usia 1-3 tahun.

Tanda-tanda autisme biasanya muncul pada tahun pertama dan selalu sebelum anak berusia
3 tahun.
Autisme 2-4 kali lebih sering ditemukan pada anak laki-laki.

PENYEBAB AUTIS
Penyebab yang pasti dari autisme tidak diketahui, yang pasti hal ini bukan disebabkan
oleh pola asuh yang salah.
Penelitian terbaru menitikberatkan pada kelainan biologis dan neurologis di otak,
termasuk ketidakseimbangan biokimia, faktor genetik dan gangguan
kekebalan.

Beberapa kasus mungkin berhubungan dengan:
- Infeksi virus (rubella kongenital atau cytomegalic inclusion disease)
- Fenilketonuria (suatu kekurangan enzim yang sifatnya diturunkan)
- Sindroma X yang rapuh (kelainan kromosom).

GEJALA AUTIS
Penderita autisme klasik memiliki 3 gejala:

gangguan interaksi sosial
hambatan dalam komunikasi verbal dan non-verbal
kegiatan dan minat yang aneh atau sangat terbatas.

Sifat-sifat lainnya yang biasa ditemukan pada anak autis:
• Sulit bergabung dengan anak-anak yang lain
• Tertawa atau cekikikan tidak pada tempatnya
• Menghindari kontak mata atau hanya sedikit melakukan kontak mata
• Menunjukkan ketidakpekaan terhadap nyeri
• Lebih senang menyendiri, menarik diri dari pergaulan, tidak membentuk hubungan pribadi
• yang terbuka
• Jarang memainkan permainan khayalan
• Memutar benda
• Terpaku pada benda tertentu, sangat tergantung kepada benda yang sudah dikenalnya
• dengan baik
• Secara fisik terlalu aktif atau sama sekali kurang aktif
• Tidak memberikan respon terhadap cara pengajaran yang normal
• Tertarik pada hal-hal yang serupa, tidak mau menerima/mengalami perubahan
• Tidak takut akan bahaya
• Terpaku pada permainan yang ganjil
• Ekolalia (mengulang kata-kata atau suku kata)
• Tidak mau dipeluk
• Tidak memberikan respon terhadap kata-kata, bersikap seolah-olah tuli
• Mengalami kesulitan dalam mengungkapkan kebutuhannya melalui kata-kata, lebih senang
• meminta melalui isyarat tangan atau menunjuk
• Jengkel/kesal membabi buta, tampak sangat rusuh untuk alasan yang tidak jelas
• Melakukan gerakan dan ritual tertentu secara berulang (misalnya bergoyang-goyang atau
• mengepak-ngepakkan lengannya)
• Anak autis mengalami keterlambatan berbicara, mungkin menggunakan bahasa dengan cara
• yang aneh atau tidak mampu bahkan tidak mau berbicara sama sekali. Jika
• seseorang berbicara dengannya, dia akan sulit memahami apa yang dikatakan kepadanya.
• Anak autis tidak mau menggunakan kata ganti yang normal (terutama
• menyebut dirinya sebagai kamu, bukan sebagai saya).
• Pada beberapa kasus mungkin ditemukan perilaku agresif atau melukai diri sendiri.
• Kemampuan motorik kasar/halusnya ganjil (tidak ingin menendang bola tetapi dapat
• menyusun balok).

Gejala-gejala tersebut bervariasi, bisa ringan maupun berat. Selain itu, perilaku anak
autis biasanya berlawanan dengan berbagai keadaan yang terjadi dan
tidak sesuai dengan usianya.

DIAGNOSA
Autisme tidak dapat langsung diketahui pada saat anak lahir atau pada skrining
prenatal (tes penyaringan yang dilakukan ketika anak masih berada dalam
kandungan).
Tidak ada tes medis untuk mendiagnosis autisme.
Suatu diagnosis yang akurat harus berdasarkan kepada hasil pengamatan terhadap
kemampuan berkomunikasi, perilaku dan tingkat perkembangan anak.

Karakteristik dari kelainan ini beragam, maka sebaiknya anak dievaluasi oleh suatu tim
multidisipliner yang terdiri dari ahli saraf, psikolog anak-anak,
ahli perkembangan anak-anak, terapis bahasa dan ahli lainnya yang berpengalaman di
bidang autisme.
Pengamatan singkat dalam satu kali pertemuan tidak dapat menampilkan gambaran
kemampuan dan perilaku anak. Masukan dari orang tua dan riwayat perkembangan
anak merupakan komponen yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis yang akurat.





Do You Know?


Constructing Your Child's Healthy Sense of Self Esteem


Your child's self esteem is their mental foundation. A self-assured child is confident, secure, happy, well-adjusted and successful. They can solve problems that come their way, and it thrives under a loving parent's nurturing care.
What are some good ways to built self esteem in your child?

Most importantly, accept your child for who they are, and help them do the same. Teach your child that nobody is perfect, and that everyone makes mistakes. Show them how to learn and grow from their mistakes, and let them know that you also make mistakes. Children with high self esteem are able to take lessons from mistakes and apply them down the road. A child with low self esteem become frustrated and resort to self-depreciating behavior, such as calling themselves 'stupid' and vowing to 'never try that again.

Help your child discover their abilities and talents, and encourage outlets for them to build on and improve them. Praise a child not only for improvements in abilities and skills, but also for the traits they naturally possess.
Encourage your child to make positive choices. Open an honest dialog with your child and discuss the possibilities with them. Children who learn skills for making positive choices when they are younger are well-prepared for the tougher choices they have to make when they are older.

Ensure that you spend lots of quality time with your child, at least once a week. Whether you are shooting baskets or going out to grab a hamburger, take time to talk and keep in touch. If you find it difficult to squeeze in quality time during a hectic week, take the time to talk about things during the drive to school or while they are helping you put the groceries away.
Penyakit autis merupakan penyakit yang menakutkan bagi orangtua. Walaupun tidak diketahui penyebabnya tapi yang paling penting adalah bagaimana mengenali dan mendeteksi penyakit autis ini sejak dini.

Labels: , , , , , , , , , ,

Posted on Monday, March 30, 2009 |
0 Comments:

Post a Comment